Jumat, 06 Juli 2007

meMilUkan... >_<

Gaji Tenaga Kerja IT Indonesia Terendah Nomor 2 di Dunia


"Menjanjikankah profesi di bidang IT di negara Indonesia?"
Gambar: Copyright
© www.music.indiana.edu

Salah satu alasan dari orang-orang yang mendalami ilmu dan ketrampilan di bidang Teknologi Informasi (IT) adalah karena masalah fulus. Well, pendapat itu masih berterima (acceptable) seandainya Anda berada di negara seperti Amerika Serikat atau beberapa negara maju di Uni Eropa. Anda, para tenaga kerja IT dan calon tenaga kerja IT, yang berada di Indonesia harus menerima kenyataan bahwa gaji tenaga kerja di sektor IT adalah terendah nomor dua di dunia. Hal ini berarti, gaji tenaga kerja IT Indonesia masih kalah dibandingkan dengan negara Filipina dan Ghana sekalipun! Peringkat pertama terendah dipegang oleh Vietnam.

Hal di atas diungkapkan pada acara konferensi ICT Award Indonesia 2007 oleh Ketua Umum Aspiluki (Asosiasi Piranti Lunak Indonesia), Djarot Subiantoro, berdasarkan survei yang digelar oleh HK Kearney Consulting pada Maret 2007 yang melakukan survei terhadap 50 negara di dunia. Kriteria penilaian didasarkan pada biaya kompensasi, infrastruktur, pajak, dan pengaturan.

Selain melakukan survei terhadap gaji tenaga kerja, HK Kearney Consulting juga melakukan survei terhadap tingkat skill dan business environment. Untuk kategori skill, Indonesia berada di posisi yang cukup bagus (posisi 14 dari 50), namun demikian untuk business environment Indonesia berada di posisi 49 dari 50 negara, hanya unggul dari Senegal. Pak Djarot mengatakan bahwa orang-orang IT Indonesia masih kurang bagus dalam mengemas bisnis dan budaya kerja. Mereka juga masih bekerja seperti seniman yang bersifat based on project, hanya bekerja bilamana ada tawaran projek.

Well, menurut saya cukup memprihatinkan juga ternyata kalau melihat orang-orang IT Indonesia dari sisi kesejahteraan. Memang dari segi skill kita saja boleh puas (dan harus ditingkatkan lagi), tapi alangkah lebih baik seandainya skill orang-orang Indonesia di bidang IT diimbangi dengan kesejahteraan yang lebih baik. Jangan heran apabila nantinya kemampuan orang-orang IT Indonesia dimanfaatkan oleh negara lain yang menawarkan kesejahteraan lebih tinggi.

Saya sendiri berharap agar pemerintah (lewat Depkominfo tentunya) lebih giat lagi dalam menstimulasi iklim-iklim bisnis maupun kompetisi IT di Indonesia. Saya juga berharap pemerintah mampu memberikan kemudahan fasilitas bagi industri perangkat lunak di Indonesia serta penghargaan dan apresiasi untuk prestasi maupun pencapaian yang memuaskan dari orang-orang IT di Indonesia. Saya jadi iri melihat keseriusan pemerintah India dalam hal yang sama. Bagaimana dengan Indonesia? Semoga saja bisa lebih serius lagi. Terakhir (untuk semua insan IT Indonesia, termasuk penulis juga), teruslah bereksplorasi, berkreasi, dan berinovasi! Jangan jadikan fulus sebagai halangan!

Tidak ada komentar: